MalangTrip: Main ke Paralayang Gunung Banyak dan Selecta

Perjalanan ini sebenarnya tidak direncanakan, benar-benar mendadak tanpa persiapan. Jalan-jalannya sudah dari bulan Agustus 2017 tapi baru sempat nulis di Januari 2018 haha 😆😆. Saat itu 19 Agustus 2017 seorang temanku SMA menikah dan dapatnya orang Malang, jadilah aku kondangan ke Malang. Aku berangkat bersama sahabatku dan teman-temannya sahabatku ini. Kami satu kampus tapi beda jurusan. Berangkat dari Surabaya jam 15.00 naik mobil dan sampai lokasi pernikahan di Hotel Ibis Malang tepat jam 17.30. Perjalanan sangat lancar tidak ada macet-macet seperti biasanya kalau ke Malang. Di lokasi resepsi kami bertemu teman-teman lain yang sudah berangkat terlebih dahulu, setelah selesai acara resepsi kami tidak langsung pulang tapi pergi ke Alun-Alun Kota Batu. Saat itu malam minggu jadi sangat ramai di Alun-Alun Batu, waktu sudah menunjukkan jam 22.30 malam bahkan bianglala yang iconic itu sudah dimatikan lampunya. Karena niat awalnya cuma mau kondangan jadi aku tidak bawa baju ganti atau jaket, dan kalian tahu sendiri Batu itu amat sangat dingin apalagi bagiku yang hari-harinya hidup di daerah super panas Surabaya. Sesampai di Alun-alun Batu kami parkir di masjid seberangnya dan sholat Isya’. Berwudhu dengan dinginnya air Kota Batu dan sholat di lantai masjid yang sangat dingin. Selesai sholat kami makan sate sambil mengobrol ngalor ngidul. Walaupun sudah malam, tapi Alun-alun Batu masih tetap ramai. Pos ketan legenda yang hits itu masih dipenuhi pembeli. Bahkan banyak rombongan-rombongan yang baru datang untuk sekedar ngopi dan ngobrol menikmati dinginnya Batu. Sampai sekitar jam 23.30 beberapa teman ada yang memutuskan untuk pulang sedangkan beberapa lagi tidak ingin pulang dahulu dan mengajak untuk ke Paralayang Gunung Banyak. Akhirnya kami dua mobil rombongan pergi menuju Paralayang.


Pos Ketan Legenda Alun-alun Batu


 Pedagang di Alun-alun Batu


 Pedagang di Alun-alun Batu


Paralayang Gunung Banyak ini letaknya masih naik terus kalau dari Alun-Alun Batu dengan jalanan yang meliuk-liuk dan tanpa lampu. Kami sempat tersasar karena salah belok, hingga akhirnya kami sampai di lokasi. Harga tiket masuknya 10.000 rupiah per orang. Udara malam itu sangatlah dingin, terlebih aku tidak memakai jaket. Mungkin kalian yang tidak tahu bertanya-tanya ngapain malam-malam ke Paralayang, apa tidak sepi? Jangan salah, walaupun malam lokasi wisata ini tetaplah ramai pengunjung. Tapi ya kita hanya bisa menikmati pemandangan malamnya kota Batu dari atas bukit, tidak bisa menikmati wahana lain di Paralayang ini seperti omah kayu dan spot-spot lainnya. Tempat wisata ini memiliki toilet dan banyak warung kopi yang menyediakan makanan ringan, mie instan, dan tempat untuk charge handphone. Pemandangan malam Kota Batu dari tempat ini sangatlah indah bisa melihat lampu-lampu kota. Tapi saya sarankan kalian untuk membawa jaket karena anginnya kencang dan udaranya sangat dingin. Saat di atas bukitnya tidak ada pagar pembatasnya dan tidak ada lampu penerangan jadi harus hati-hati. Ini karena bukit tersebut tempat untuk terjun paralayang. Setelah puas foto-foto kami menuju ke warung kopinya untuk menghangatkan badan sambil ngecharge handphone. Hari semakin larut, kabut pun mulai turun menutupi pemandangan lampu-lampu kota. Suhu udara juga menjadi lebih dingin sampai-sampai saat bernapas dan berbicara mengeluarkan asap seperti di drama korea hihi 😄😄. Teman-teman rombongan mobil satunya memutuskan untuk kembali ke Surabaya, tetapi teman-teman yang satu mobil denganku masih belum ingin pulang. Jadilah kami mencari tempat untuk beristirahat sampai besok pagi. Bukan beristirahat di tempat penginapan atau hotel tapi beristirahat di dalam mobil lebih tepatnya hahaha. Kami memutuskan untuk memarkirkan mobil di pom bensin depan hotel acara resepsi tadi dan tidur di mobil. Jadi dari Malang ke Batu balik Malang lagi hahaha.


Pemandangan Kota Batu dari Paralayang Gunung Banyak


Pagi hari setelah sholat subuh, bingung mau kemana lagi akhirnya memutuskan untuk main ke Selecta.  Berangkat lagi ke Batu sekitar jam 5.00 pagi dan sampai Selecta masih sangat sepi. Kami adalah pengunjung pertama. Tiket masuk ke Selecta 30.000 rupiah tiap orang dan 10.000 rupiah untuk 1 mobil. Karena masih sepi jadi kami bisa foto-foto dan menikmati pemandangan tanpa gangguan hahaa. Tapi ternyata Selecta tidak sesuai ekspektasiku, kebun bunganya tidak terlalu luas dan jenis bunganya sangat sedikit. Kami tidak terlalu lama di Selecta, kemudian memutuskan untuk pulang ke Surabaya.


Selecta


Selecta


Selecta


Selecta


Selecta



Perjalanan yang sangat menyenangkan karena pertama kalinya ke Paralayang dan aku satu-satunya anak di mobil yang baru pertama ke Selecta whahaha. Makasih manteman udah ngajakin main wkwkwk.


Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes Penerimaan Calon Staff (PCS) Bank Indonesia 2017

Membuat SKBN (Surat Keterangan Bebas Narkoba) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Review Vitacid 0.1% versus Benzolac CL