Itinerary Jalan-jalan ke Bangkok Thailand 5 hari 4 malam

Bangkok Thailand menjadi salah satu destinasi favorit turis dari Indonesia. Terkenal sebagai negara dengan julukan Negeri Gajah Putih, Bangkok juga menjadi surga belanja bagi wisatawan. Bahkan saat ini menjamur jasa titip baju bangkok. Katanya sih harganya murah, tapi apa benar? Selain itu Bangkok memiliki banyak temple cantik yang menarik untuk dikunjungi. Semua akan dibahas di sini, pengalaman jalan-jalan ke Bangkok 5 hari 4 malam.

Semuanya dimulai dari pencarian tiket ke Bangkok tahun 2019. Awal tahun 2019 sudah cukup banyak promo tiket pesawat LCC ke Bangkok. Walaupun saat itu masih panas-panasnya pembahasan tiket domestik yang naik, malah banyak promo tiket ke luar negeri. Bisa dibilang juga saat itu kami sangat beruntung karena tiket air asia masih bisa dibeli di traveloka dan malindo air masih mendapat bagasi 20kg. Tidak banyak berpikir akhirnya kami membeli tiket PP Jakarta-Bangkok melalui traveloka dengan keberangkatan menggunakan Malindo Air include bagasi 20kg Transit KLIA dan kepulangan Air Asia direct beli bagasi 30kg patungan. Semuanya dibeli dengan kupon diskon traveloka. Kami membeli tiket awal februari untuk keberangkatan akhir juli 2019. Kemudian untuk penginapan kami pesan di bulan Mei dengan lokasi dekat halte dan BTS Victory Monument. Lokasi ini cukup strategis terutama akses bus ke bandara. Berhubung saya dan teman saya dari Surabaya jadi harus mengeluarkan biaya tambahan untuk berangkat ke Jakarta dan penginapan semalam. Kami memilih naik kereta kertajaya untuk menghemat pengluaran dan menginap semalam di red doorz slipi jaya karena dekat dengan bandara.

Hari yang ditunggu pun tiba. Pesawat berangkat sekitar jam 9 pagi, tidak lupa sarapan dulu beli di minimarket malam sebelumnya. Berhubung ini pesawat LCC jadi tidak mendapat makan di pesawat, hanya dapat air putih. Sebagai tips penerbangan ke luar negeri karena tidak boleh bawa air minum, ada baiknya membawa tumbler kosong. Nanti setelah di ruang tunggu bisa refill air di bandara dan boleh dibawa masuk pesawat. Lumayan menghemat air apalagi ketika transit. Kami sampai di KLIA1 sekitar jam 12 dan transit kurang lebih 1,5 jam. Gatenya saat itu tidak di bangunan utama sehingga harus naik skytrain untuk ke foodcourt. Kami makan siang sebentar kemudian sholat dan masuk ke gate untuk penerbangan berikutnya. Untuk penerbangan ke Bangkok kami diberi kertas untuk diisi mengenai identitas tempat tinggal, lama tinggal, pekerjaan dan lain-lain yang nantinya diserahkan di imigrasi bangkok. Kertasnya terdiri dari dua bagian yang bisa disobek, satu untuk imigrasi dan satu untuk kita. Kertas ini harap disimpan dengan baik karena akan diserahkan kembali ke imigrasi ketika akan meninggalkan Bangkok.

Welcome To Thailand

Sampailah kami di Bandara Don Mueang Bangkok sekitar jam 5 sore. Tidak ada perbedaan waktu antara Bangkok dan Jakarta. Kami mengantri imigrasi dengan cepat tanpa ditanyai apapun, hanya paspor dan menyerahkan kertas yang tadi, lalu satunya disimpan. Kemudian lanjut mengambil bagasi dan ambil simcard. Sebelumnya kami sudah membeli simcard lewat klook dengan harga kurang lebih 56ribu saja. Kami memilih provider DTAC karena yang paling murah hehe. Seperti biasa ambil simcard dengan menunjukkan paspor dan dipasangkan ke handphone kita. Pastikan sudah menyala ya sebelum pergi, jika kesulitan tanya saja dan minta tolong disettingkan. Simcard sudah didapat saatnya lanjut ke penginapan. Kami turun ke kantai dasar dan ke toilet dulu. Kami naik bus A2 di gate 5/6, busnya pas tersedia jadi langsung naik. Jurusan busnya dari don mueang ke victory monument dekat dengan penginapan kami. Bayar busnya di dalam dengan harga 30baht, murah banget yaa. Sesampainya di bus stop kami turun dan harus jalan yang lumayan sambil bawa koper melewati jembatan penyeberangan, jadi harus naik. Ternyata lokasi penginapan kami dekat dengan pasar jadi melewati trotoar toko-toko. Lokasinya benar-benar strategis. Hari pertama yang sangat melelahkan ditutup dengan makan malam padthai seafood dan beli makanan di seven eleven untuk esok sarapan.

Pad Thai

Jadwal wisata hari kedua adalah temple-temple utama di Bangkok. Info dari internet menyebutkan untuk datang pagi hari karena akan sangat padat. Jam setengah 9 kami berangkat, niatnya mau naik bus tapi karena keterbatasan membaca rute di halte akhirnya kami menggunakan grab mobil. Kalau kalian pergi bertiga atau berempat lebih enak pakai grab karena harganya lebih muah daripada naik BTS (sejenis mrt) yang transit-transit. Tujuan pertama yang wajib dikunjungi adalah Grand Palace yang merupakan istana raja Thailand yang sudah tidak digunakan. Di dalam Grand Palace ini ada temple namanya Wat Phra Kaew. Harga tiket masuknya adalah 500 baht, cukup mahal tapi apa salahnya untuk pengalaman dan wisata sejarah. Perlu dicatat bahwa di Grand Palace ternyata amat padat dan semakin siang semakin padat sekali. Betul-betul harus pagi-pagi ke sini. Banyak sekali grup tour, banyaknya membawa keluarga bahkan kakek nenek. Namun sangat disayangkan ketertiban mereka sangatlah kurang, kalian harus betul sabar-sabar menghadapinya karena pasti akan mengelus dada. Lupakan grup tour itu mari melanjutkan jalan-jalan di Grand Palace. Tempat ini bagus sekali dengan arsitektur khas Thailand dan banyak lonceng-lonceng berbunyi jika tertiup angin. Karena cukup padat kita harus bergantian dalam mengambil foto dan harap maklum kalau banyak photoboomb. Waktu di Grand Palace sekitar 1,5 sampai 2 jam kemudian lanjut ke Wat Pho.

Tiket The Grand Palace



The Grand Palace

The Grand Palace

The Grand Palace

The Grand Palace


Wat Pho berlokasi tidak jauh dari Grand Palace sehingg kami memilih untuk berjalan kaki. Cuaca saat itu cukup terik jadi disarankan untuk memakai sunblock. Jalan kaki di Bangkok walaupun panas tapi nyaman karena trotoarnya lebar banget dan bersih. Wat Pho ini terkenal dengan buddha tidur atau reclining buddha. Harga tiketnya kalau tidak salah 200 Baht. Namun selain itu ada bangunan templenya yang cantik. Di sini juga ada pedagang souvenir. Untuk masuk ke bangunan utama di Wat Pho kita harus melepas alas kaki dan membawanya dengan memasukan ke dalam kantong plastik yang telah disediakan. Nanti plastiknya bisa dikembalikan setelah selesai. Karena tempatnya sempit jadi untuk foto kita harus antri ya. Setelah selesai kita lanjut ke bangunan sampingnya yang mirip candi dengan ukiran warna warni cantik. Bagian ini tidak terlalu ramai jadi bisa bebas. Puas keliling Wat Pho kita lanjut ke Wat Arun.

The Reclining Budha

Komplek Candi di Wat Pho

Pelabuhan penyeberangan menuju Wat Arun

Antri Boat untuk menyeberang

Pemandangan dari Boat


Wat Arun ini letaknya di seberang sungai chao phraya kalau dari Wat Pho. Kita harus naik ferry penyeberangan untuk mencapai Wat Arun. Lokasi pelabuhannya berada di antara Grand Palace dan Wat Pho. Jadi sebenarnya kita sudah melewati pelabuhannya ketika berjalan ke Wat Pho tadi. Kita tinggal mengikuti maps, lokasinya sebelah deretan toko-toko dan restoran tapi agak ketutupan kendaraan parkir. Antrinya cukup panjang tapi cepat dengan harga tiket 4 Baht beli di tempat. Buat yang takut naik kapal santai aja karena ini cuma sebentar dan pastinya pemandangan Wat Arun dari kapal cantik banget. Setelah sampai jangan lupa beli tiket terlebih dahulu harganya 50 Baht. Sebelum ke temple utama, kita bisa mengunjungi ke bangunan utama untuk peribadatan dan di sini ada banyak patung  Buddha. Lanjut ke bangunan temple utama, tapi karena kelelahan kami memutuskan rehat sejenak di cafe kecil di kawasan Wat Arun, lokasinya tepat sebelum masuk. Cafenya rindang karena di bawah pohon besar dan harganya sangat terjangkau untuk segelas Thai tea dan roti bakar. Kami sampai di Wat Arun sudah sekitar jam 3 sore, dengan suasana yang menenangkan. Tidak terlalu ramai orang sehingga mudah untuk berfoto. Kita bisa naik ke atas temple tapi harus berhati-hati karena tidak ada pegangan dan tangganya cukup curam. Kami tidak terlalu lama di Wat Arun karena harus mengejar waktu sholat. Perjalanan kami lanjutkan ke Masjid Tonson dengan berjalan kaki karena cukup dekat sekitar 1km. Tenang bagi kalian yang muslim karena di Bangkok bisa dengan mudah menemukan tempat ibadah. Kita tinggal mengikuti maps saja, tapi memang masjidnya masuk ke dalam gang jadi seperti tidak kelihatan dari pinggir jalan. Masjidnya bersih  dan nyaman, terdapat kamar mandi yang bersih dan disediakan mukena.


Thai Tea di Cafe dalam Komplek Wat Arun

Wat Arun

Perjalanan kami lanjutkan ke Asiatique menggunakan grab car karena sudah lelah untuk kembali ke wat arun dan naik ferry ke Asiatique. Grab car di sini cukup terjangkau apalagi jika dibagi bertiga seperti kami. Untuk yang belum tahu Asiatique bisa disebut nightmarket di Bangkok, ada juga wahana seperti bianglala dan rumah hantu, serta khasnya yaitu pertunjukan kabaret. Kalian harus mengunjungi Asiatique sebelum malam karena sunsetnya cantik sekali di pinggir sungai. Jangan sampai kelewatan sunset ditemani angin sepoi-sepoi sungguh menenangkan jiwa. Di sini kami hanya jalan-jalan saja dan jajan Thai tea. Makanan di sini agak pricey menurutku dengan harga di food marketnya dipukul rata 200 baht apapun perporsi. Kami keliling-keliling dan foto-foto sampai jam 9 malam lalu pulang.


Asiatique Riverfront




Hari ketiga di Bangkok masih dengan temple tour dengan tujuan pertama adalah Wat Benchamabopit atau dikenal dengan Marble Temple. Kami tertarik mengunjungi temple ini karena melihat arsitekturnya yang khas dan banyak fotografer di instagram yang mengambil gambar di sini. Harga tiketnya 50 Baht dan cukup sepi jadi nyaman untuk berfoto. Karena ini tempat ibadah, kita harus menjaga kesopanan ya. Bangunan temple ini tidak terlalu luas dengan ruang ibadah dan halaman di tengah-tengahnya. Sekitar halaman banyak lonceng-lonceng yang menjadi khasnya tiap temple di sini. Tak lama di sini, kami melanjutkan ke Wat Ratchanatda  yang merupakan temple dengan bangunan sangat unik dan sudah ada sejak tahun 1846. Temple ini sangat sepi dan masuknya gratis. Tak jauh dari Wat Ratchanatda ada Wat Saket yang merupakan temple di atas bukit. Berjalan kaki sebentar dan kami sampai di Wat Saket dengan tiket masuk 50 Baht. Karena lokasinya di atas bukit kecil jadi perlu menaiki tangga. Kita bisa menikmati pemandangan kota Bangkok dari atas dan pastinya harus sopan karena ini merupakan tempat ibadah.
Wat Benchamabopit atau Marble Temple

Wat Benchamabopit atau Marble Temple


Wat Ratchanatda


Wat Saket


Pemandangan dari Wat Saket

Selesai berkeliling temple, kami melanjutkan ke Platinum Mall. Namanya sudah tidak asing pastinya karena banyak jasa titip instagram yang mengambil barang di mall ini. Surganya belanja bagi wanita karena di sini semua ada dengan harga cukup murah. Tidak hanya menjual pakaian dan aksesorisnya, kalian juga bisa menemukan foodcourt yang menjual berbagai jenis makanan termasuk ada makanan halal. Buat yang muslim juga disediakan musholla termasuk mukena dengan lokasi untuk laki-laki dan perempuan berbeda lantai. Lokasi musholla perempuan ada di dekat lift dan toilet. Kalau kalian ingin mencari barang yang lebih murah, bisa ke pratunam market yang terletak tepat di seberang Platinum Mall. Pasarnya super besar, barangnya juga bagus-bagus dan harganya murah-murah pake banget. Kalian pasti nyesel kaya aku kalau nggak belanja di sini hiks. Siapkan uang yang banyak dan bagasi yang besar biar bisa borong di sini. Kami juga sempat bertemu beberapa orang dari Indonesia yang sepertinya dari olshop jasa titip Bangkok. Dari Pratunam market jalan sedikit kami sampai di Talad Neon night market. Pasar ini tidak terlalu luas, namun kalian bisa menemukan aksesoris-aksesoris, pakaian, dan ada foodcourt. Aku membeli mango sticky rice dengan harga 80 Baht saja dengan full satu buah mangga. Kalau porsi setengah buah mangga harganya 60 Baht. Harga ini jauh lebih murah daripada di Asiatque yang harganya 150Baht dengan porsi yang sama. Rasanya enak banget mau nangis pengen banget beli lagi tapi mau ke Bangkok jauh banget. Mangga yang dipakai itu beda sama mangga di Indonesia, dengan kulit yg full kuning dan rasanya manis banget dipadu dengan ketan dan santan. Porsinya juga besar, aku cukup makan seporsi sudah kenyang banget. Kalian harus banget coba mango sticky rice. Kami pulang menggunakan BTS karena ingin mencoba supaya tahu perbedaannya fasilitas transportasi umum di Thailand dengan negara-negara lain. Sedikit info mengenai BTS, kalian bisa beli tiket langsung dengan koin dan dapat tiket koin khusus seperti jika naik MRT di Kuala Lumpur. Namun karena saat itu mesin otomatis sedang bermasalah, jadi kami membeli tiket sekali jalan di loket.

Sekitar Pasar Pratunam buka pagi hingga malam

Mango Sticky Rice beli di Talad Neon Night Market

Tidak terasa sudah hari keempat di Bangkok dan jadwal hari terakhir adalah membeli oleh-oleh. Kami kembali ke Platinum Mall, Pratunam market dan Big C Supermarket. Kami membeli snack dan bumbu masakan khas Thailand untuk keluarga di rumah. Pastinya beli Thai tea bubuk dan tao kai noi. Sebelum kembali ke penginapan, untuk terakhir kali ke Talad Neon nightmarket untuk beli mango sticky rice yang sangat aku cintai huhu. Hari kelima di Bangkok yang artinya harus kembali ke Indonesia. Kami berangkat jam 7 pagi dengan bus yang sama ketika datang ke Bangkok. Cukup membayar 30 Baht sudah sampai Bandara Don Mueang. Pemilihan penginapan adalah kunci kemudahan transportasi selama di Bangkok. Sedih sekali harus pulang karena sangat menyenangkan bisa eksplore Bangkok. Rasanya pengen balik lagi karena banyak tempat belum dikunjungi seperti Chatucak Weekend market dan mall-mall lain di Bangkok. Buat yang belum pernah ke Bangkok, kalian harus jadikan sebagai wishlist karena tidak akan menyesal. Bangkok dengan pesona modern dan sisi budaya yang menawan. Sekian cerita pengalaman dari aku semoga bisa membantu kalian yang berencana ke Bangkok setelah pandemi ini berakhir!

Nasi Biryani India Halal Food di Foodcourt Platinum Mall


Nasi Biryani Melayu Halal Food di Foodcourt Platinum Mall


Big C Supermarket dekat dengan Platinum Mall

Tiket BTS (Bangkok Train System)

Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes Penerimaan Calon Staff (PCS) Bank Indonesia 2017

Membuat SKBN (Surat Keterangan Bebas Narkoba) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Review Vitacid 0.1% versus Benzolac CL