Hey halooo sesuai dengan tulisan edisi pertama jalan-jalan ke Malaysia, aku akan menceritakan pengalaman kedua kali ke Malaysia akhir Oktober 2018 kemarin. Kalau yang pertama pergi sampai 8 hari, kali ini 5 hari saja tapi 2 harinya dihabiskan perjalanan wkwk. Rabu pagi berangkat, nyampe sana capek banget jadi nggak kemana-mana terus minggu pagi udah otw bandara huft. Aku naik AirAsia direct flight dari Surabaya dengan perjalanan di udara 2 jam 40 menit. Perjalanan kedua ini juga bukan sekedar jalan-jalan, tapi ada agenda utama jadi jalan-jalannya cuma 2,5 hari hahaha. Jadi sebelum berangkat ini aku pengen mengunjungi Bukit Bintang karena penasaran kaya gimana. Pas pertama dulu nggak kesana. Bukan tidak sempat tapi aku kurang edukasi tempat wisata jadi gak tahu Bukit Bintang ada apa aja 😂. Tahunya gara-gara dikasih tahu sesama orang Indonesia yang ketemu di Batu Caves sama liat postingan di story teman 😝. Mari kita mulai kisahnya hahaha.
|
difoto dengan mode panorama |
Perjalanan kali ini pergi bertiga, awalnya sudah beli tiket untuk berangkat bersama. Tapi karena ada suatu kondisi akhirnya kami bertiga berangkat sendiri-sendiri dan aku berangkat paling pertama. Karena sebelumnya udah pernah jadi ya santai-santai berangkat sendiri, cuma baca ulang peta bandara aja buat memastikan 😅. Penerbanganku jam 6.20 WIB jadi dari kos jam setengah 5 pagi, untung sepi dan lewat tol jadi cepet. Setelah check in dan masukan bagasi, mari mengantri di imigrasi yang mana cukup panjang antriannya tapi gak sampe kaya antri di dufan si 😄. Eh iya jangan bawa air minum di kabin ya, karena akan disita saat xray sebelum masuk ruang tunggu.Ternyata sudah banyak orang di ruang tunggu, dengan berbagai tujuan negara. Rute Surabaya-Kuala Lumpur ini termasuk penerbangan gemuk kali ya, karena selalu penuh pesawatnya paling kosong satu dua kursi. Waktunya untuk boarding tapi saat itu gak lewat garbarata jadi harus turun dan jalan ke tempat parkir pesawat hahaha. Aku dapat window seat jadi bisa ngelamun liatin awan. Saat itu adalah baru 2 hari setelah kejadian Lion Air JT610 jatuh, jadi mungkin masih agak trauma. Suasananya penumpang-penumpang saat take off kaya gimana gitu gak kaya biasanya, pada lebih khusyuk berdoa termasuk aku. Bahkan ibu di sebelahku menitikkan air mata saat kami berhasil landing di KLIA2. Semoga semua amal ibadah korban Lion Air JT610 bisa diterima oleh Allah aaaamiiiin. Alhamdulillah akhirnya mendarat dengan selamat di KLIA2, setelah keluar pesawat bisa langsung connect ke wifi namanya airport wifi tidak pakai password masuk ke webnya aja trus klik langsung bisa internetan buat ngabarin keluarga. Kemudian jalan ke arah imigrasi yang lumayan jauh, tapi jauhan jalan di T3 Soetta kayanya 😭. Pengalaman jalan kaki pas transit di T3 Soetta mulai dari kedatangan Internasional, terus dari gate 13 sampai gate 27 gara-gara belum tahu fungsi golfcar nya huhu. Hari itu antrian imigrasi semuanya panjaang dan penuh! Hampir satu jam antri di imigrasi, dan ditanyai mau kemana. Setelah dapat cap, ambil bagasi, xray terakhir sebelum keluar (koper aja). Begitu keluar disambut mall nya KLIA2, ada banyak banget kedai makanan dan toko-toko kaya H&M, Vincci, Padini Concept Store, dll. Mallnya ada beberapa lantai tapi aku nggak naik ke lantai lain karena ribet bawa koper. Jangan lupa beli simcard lokal ya, aku pilih digi yang murah dapat 2GB semua jaringan harganya RM20, ada juga Maxis dapat 8GB tapi harganya RM36 dan semuanya berlaku 7 hari ya. Berhubung udah siang dan aku lapar, jadi memutuskan membeli Subway yang emang udah kepengen banget gara-gara liat di drama korea haha. Tutorial cara pesan di Subway bisa kalian lihat
di sini ya!
|
Welcome to KLIA2 |
|
kedai makanan di KLIA2 mall |
|
kedai makanan di KLIA2 mall |
Sama seperti perjalanan yang pertama, aku nggak tinggal di Kuala Lumpur tapi di kota Kajang yang masih satu negara bagian Selangor. Seperti biasa naik taxi kupon, lokasi loketnya dari kedatangan ambil jalan bagian kiri, lurus terus sampai ada family mart dan sebelahnya ada eskalator terus turun. Dari eskalator jalan lurus saja nanti ada loket loket pemesanan taxi. Untuk dua orang tujuan Kajang harganya masih mirip RM75 tapi ketambahan 2 sen kalau tidak salah. Akhirnya sampai di hotel dan harus mempersiapkan kegiatan esok hari.
Skip setelah acara di pagi hari, siangnya ke KL Sentral untuk menjemput teman yang nyusul pesawatnya hari itu. Biar cepet lebih baik naik MRT lalu turun stasiun Muzium Negara, nanti tinggal jalan ke KL Sentral. Buat kalian yang mencari loker di KL Sentral ada di dekat Starbucks yang ke arah MRT. Kami memutuskan untuk makan siang di NU Sentral, untuk bagian restoran-restoran ada di 2 lantai bagian atas sendiri. Kami makan di Kenny Rogers Roasters, harga makanannya sekitar RM22 dan minumannya mulai dari RM8. Restoran ini ada juga di Indonesia tapi aku malah belum pernah coba. Selesai dari KL Sentral kami segera kembali ke hotel naik MRT lagi, karena malamnya ada janji untuk makan malam dengan kolega. Selesai membersihkan diri kami dijemput dan menuju ke salah satu restoran Thailand di kota Kajang namanya Doll Tomyam. Ini pertama kalinya aku mencoba makanan Thailand, rasanya enak sih walaupun asem-asem hehe. Kemudian kami pulang untuk beristirahat.
|
Thailand Food at Doll Tomyam Kajang |
Keesokan harinya kami berangkat agak siang karena harus menyelesaikan beberapa urusan dahulu. Karena kami dari Kajang jadi naik MRT dari stasiun Kajang ke stasiun MRT Bukit Bintang, tujuan kami adalah ingin lihat Pavilion wkwkwk. Temenku bilang kalau di Bukit Bintang itu sepatu Vincci nya murah-murah, tapi aku tidak tanya detailnya ada di sebelah mana. Kami keluar lewat pintu D, langsung trotoar yang isinya toko-toko dan mall. Deket banget dari pintu D, terlihat toko sepatu Vincci yang ramai banget dan mampirlah kami. Beneran guys sepatunya murah-murah mulai dari RM19 sampai RM59an lah ya. Bahkan ada yang RM9 aja tapi size tertentu. Modelnya lumayan lah ya, dan lebih bagus-bagus dari sepatu Indonesia dengan harga segitu. Flatshoes RM19 an saja. Sebenarnya pas di bandara aku sempet lihat-lihat Vincci, kalau dibandingkan sama di bukit bintang emang lebih bagus-bagus di KLIA2 tapi harganya rata-rata di atas RM100, mahal ya hahaha. Hati-hati khilaf manteman kalau ke sini, karena emang pada beli sepatunya banyak-banyak. Di sini juga ada tas dan aksesoris. Setelah dapat sepatu di Vincci, lanjut jalan ke mall Pavilion. Tidak jauh tinggal jalan kaki, sampailah di depannya Pavilion tak lupa foto-foto dulu dong 😅. Oh ya nih, kebetulan saat ke Malaysia itu berdekatan dengan hari raya Diwali/Deepavali milik umat Hindu yang jatuh tanggal 6 November 2018. Jadi di setiap mall bahkan beberapa stasiun dihiasi dengan ornamen gambar yang dibuat dari beras dicat warna-warni, nah yang di Pavilion ini gede banget dan bagus! Kami liat-liat sebentar mall nya karena kurang lebih sama kaya Tunjungan Plaza, cuma mampir di The Body Shop nyari EDT rasa grapefruit yang tidak ada di Indonesia (bukan aku yang beli wkwk). Setelah itu kembali lagi ke stasiun MRT untuk menuju ke Pasar Seni, tapi mampir dulu beli KOI the. Sebagai pecinta kopi (bukan coffee snob wkwk), aku nyari menu kopi di KOI the tapi nggak ada. Biasanya aku beli yang kopi kalau di Tunjungan Plaza, yah baiklah jadi beli yang lain. Harganya mirip-mirip kalau dikurs-kan tergantung rupiah lagi menguat atau melemah hahaha.
|
Pilihan Exit dari Stasiun MRT Bukit Bintang |
|
Deepavali Vibes di Stasiun MRT Bukit Bintang |
|
Deepavali Vibes di Pavilion Mall |
Oh ya kalau kalian ingin wisata kuliner di Jalan Alor yang terkenal itu bisa turun di stasiun MRT Bukit Bintang juga nanti ambil exit Pintu A. Tapi menurut kolega kami yang merupakan orang lokal, Jalan Alor ini terkenalnya di kalangan turis dan isinya adalah chinese food. Harganya pun mahal-mahal katanya, dan untuk muslim hati-hati karena tidak tahu kehalalannya. Beliau tidak menyarankan kami untuk ke sana, padahal saat itu aku cuma nanya sih hehehe.
Rencana awal setelah dari Bukit Bintang adalah ke KLCC, ingin liat twin tower malam hari. Berhubung hari gerimis, akhirnya kami memutuskan ke Pasar Seni saja untuk mencari oleh-oleh dan titipan. Pasar Seni ini emang tempatnya turis tapi harganya tidak mahal-mahal, dan lebih ke pasar persaingan sempurna karena harganya mirip. Eh tapi ada juga sih toko yang harganya lebih mahal, tapi tenang saja karena yang dijual mirip-mirip jadi bisa dikroscek ke toko lainnya. Pas pertama kali ke sini aku beli kaos di lantai dua, tapi kemarin aku nemu toko kaos di lantai satu yang letaknya agak ke belakang dekat Old Town White Coffee yang kainnya lebih bagus daripada toko di lantai 2. Kalau mau cari gantungan kunci murah bisa ke toko-toko yang dari pintu utama belok kanan terus ke kiri jalan terus agak ke belakang. Nanti ada toko yang jual khusus gantungan kunci semua di sebelah kanan, tapi kayanya gak ada nama tokonya. Kami sudah mau balik tapi malah hujan deras sekali, akhirnya muter lagi beli coklat. Sebenarnya coklatnya mahal sih, tapi yah nggak tahu lagi mau beli dimana jadi beli di choc boutique dekat pintu utama. Ketemu rombongan orang Jawa Timur, katanya mau nonton GP. Lumayan lama di Pasar Seni karena hujan tak kunjung reda, kemudian kami ke stasiun MRT sambil gerimis-gerimisan. Belum sempat makan dan haus mampir dulu beli Tealive, ini sejenis Chatime, lalu pulang makan di depan Hotel.
|
Central Market/Pasar Seni |
Hari esoknya kami memang sudah berencana mengunjungi Masjid Putrajaya di Putrajaya yaitu kota tempat Pemerintahan Malaysia. Jadi kantor-kantor pemerintahan semuanya ada di Putrajaya. Lokasinya dekat dengan Kajang. Tapi transportasi ke Putrajaya lumayan sulit karena kereta yang lewat cuma KLIA transit dan harganya mahal cuy sekali jalan RM14 dari KL Sentral belom lagi naik Grab dari stasiun ke Masjid Putrajaya. Nah aku kasih tips biar lebih murah ke Putrajaya, apalagi kalau ramai-ramai semakin murah. Caranya dari Kuala Lumpur ke Putrajaya adalah naik MRT dari stasiun Muzium Negara turun stasiun MRT Kajang (stasiun MRT terakhir) tiketnya sekitar RM4. Sampai di stasiun MRT Kajang turun keluar di Pintu A terus pesan Grab ketik saja stasiun MRT Kajang Pintu A ke Masjid Putrajaya harganya sekitar RM26an, kalau dibagi berempat kan murah tuh. Kalau di sini tu lewat tol kita nggak dimintai uang buat bayar tol sama drivernya, nggak kaya di Indonesia wkwk. Nanti baliknya juga sama kaya gitu pesan Grab atau ada taksi yang pakai argo tapi bapaknya resek ngeyel mau nganterin ke Kuala Lumpur, mahal banget lah mending naik MRT. Jadi kusarankan kalian pesan Grab saja dari Masjid Putrajaya. Kota ini tu sepi banget padahal hari Sabtu jalanan sangat lengang. Sesampainya di Masjid Putrajaya banyak sekali turis kebanyakan dari China dan Korea sih kalau didengar-dengar dari bahasanya. Di samping masjid ada danaunya, ada tempat oleh-oleh dan foodcourt juga. Kalau mau masuk ke masjid bagi cewek yang pakai celana dan tidak berjilbab disuruh pakai jubah kaya Harry Potter wkwk yang sudah disediakan, meskipun sekedar foto-foto di halaman masjid ya. Saat itu aku pakai rok jadi aman beb. Ada juga orang yang lagi foto prewed di masjid ini. Puas melihat-lihat dan foto-foto, kami kembali ke stasiun MRT Kajang.
Rencana saat itu mau ke Batu Caves, tapi saat di KL Sentral ternyata kereta KTM ke Batu Caves masih lama banget jam 15:52 sedangkan saat itu belom jam 15.00. Terus kami mempertimbangkan nanti kesorean balik dari Batu Caves dan tidak bisa ke KLCC buat liat twin tower di malam hari. Akhirnya tidak jadi ke Batu Caves, lagipula aku juga sudah pernah sih cuma salah satu dari kami ada yang belom pernah haha. Ganti destinasi sebelum ke KLCC, mau mampir ke Bukit Bintang lagi karena pengen belikan sepatu buat oleh-oleh mama haha. Dari Bukit Bintang pindah ke KLCC, hari masih terang sekitar jam 17.00. Seperti biasa ramai banget kan guys, jadi ganti gantian kalau mau foto pas di tengah, dan harus rela di samping-samping foto banyak orang foto juga wkwk. Di sini banyak banget yang jualan lensa fish eye biar nggak susah foto kelihatan twin towernya. Jangan lupa di tawar ya, ada yang menawarkan RM20, ada juga RM10. Atau kalian bisa bawa sendiri, beli di miniso harganya RP 60.000an. Capek foto-foto tapi hari tak kunjung gelap dan lampunya juga nggak nyala-nyala jadilah kami duduk-duduk di pinggir kolamnya sambil nungguin. Sambil bengong-bengong ngamatin orang foto, di depanku ada dua mas-mas yang satu ngefotoin temennya. Cara ngefotonya pakai mode panorama, dan setelah itu aku baru ngeh "Ya juga ya bisa foto pakai mode panorama" jadi tidak perlu ribet pakai fisheye atau nungging-nungging/sampai tengkurep buat ngefotoin. Cobalah kami foto pakai mode panorama, kalau untuk fotoin orang hasilnya nggak bagus apalagi kalau tangannya gerakannya nggak lurus. Tapi kalau foto twin towernya aja nggak ada orangnya hasilnya bagus. Lebih bagus daripada pakai lensa fisheye.Sudah selesai foto-foto versi siang hari dan malam hari di twin tower, lanjut ke taman di area belakang. Kondisi hujan gerimis kecil-kecil tapi tetep ramai orang pada foto-foto di air mancur warna warni. Seharian jalan-jalan capek akhirnya makan di area food court KLCC naik dua lantai. Kami makan nasi lemak yang ada di pojokan dan rasanya enak banget, jauh lebih enak daripada nasi lemaknya AirAsia 😛. Setelah itu kami pulang ke Hotel dan besoknya harus kembali ke Indonesia huhu sedih.
|
Twin Tower saat siang hari difoto dengan mode panorama |
|
Twin Tower malam hari difoto dengan mode panorama |
Hari terakhir di Malaysia, pagi-pagi udah siap-siap karena kami berangkat ke Bandara jam 9 pagi. Sesampai di Bandara ternyata belum bisa check in, akhirnya sarapan dulu di restoran Bumbu Desa yang menyediakan masakan Indonesia. Saya pesan bubur ayam karena perut lagi nggak enak, dan yang lain pesan nasi uduk bistik daging. Masakannya enak, minumnya teh tarik hangat. Sesudah makan kami check in, dan antrinya panjang banget yang bagian tujuan Indonesia jadilah kami dialihkan ke bagian check in negara tujuan Asia Timur wkwkwk. Tapi tetep panjang cuy antriannya, mana trolleynya seret lagi. Lama mengantri, akhirnya selesai dan langsung menuju ke gate jalan lagi lumayanlah. Sebelum masuk gate xray dulu barang bawaannya, sebenarnya tahu kalau nggak boleh bawa air mineral tapi ya kali aja gitu kan bisa lolos wkwk jadinya diambil deh. Kejadian yang sama terjadi saat pertama kali ke Malaysia dari Bandara Juanda Mei 2018 lalu, soalnya temenku bilang dia biasa bawa minum pas terbang dari JKT-SBY, usut punya usut katanya netizen kalau penerbangan domestik boleh tapi kalau penerbangan internasional nggak boleh bawa air hahaha. Alhamdulillah kami sampai dengan selamat di Surabaya, dan kembali ke aktivitas sehari-hari hehe. Terima kasih sudah membaca!
Comments
Post a Comment